MAKALAH PSIKOLOGI
KESEHATAN
“GANGGUAN STRES”
Instruktur: Evi Ni’matuzzakiyah, S.Th.I., M.A.
Disusun
oleh kelompok 3
1.
Ani Syafitri
2.
Anida Rosdiani
3.
Aprilia Sihutami
4.
Siti Aisyah R
5.
Sri Arini
6.
Wahyu nursitah
KONSENTRASI MANAJEMEN RUMAH SAKIT
PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SURYA GLOBAL
YOGYAKARTA
2013
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kata stres biasa digunakan untuk mengartikan reaksi
seseorang dalam mengahadapi suatu masalah. Stres bisa timbul akibat hal-hal
sepele. Misalnya, terjebak keadaan macet. Kejadian lebih serius dapat mengubah
hidup seseorang, misalnya kematian orang terdekat atau orang tercinta. Stress
kerap kali disebut sebagai penyebab masalah kesehatan nomor satu. Walau stress
itu sendiri tak dapat menyebabkan kematian, pengaruhnya bisa membuat kematian.
Banyak hal yang dapat menyebabkan stress dalam kehidupan sehari-hari.
Tanda-tanda stress dapat muncul di tubuh dengan berbagai bentuk. Stress yang
dialami tiap orang berbeda-beda.
Gejala-gejala stres mencakup mental, sosial dan fisik.
Hal-hal ini meliputi kelelahan, kehilangan atau meningkatnya napsu makan, sakit
kepala, sering menangis, sulit tidur dan tidur berlebihan. Melepaskan diri dari
alkohol, narkoba, atau perilaku kompulsif lainnya sering merupakan
indikasi-indikasi dari gelaja stres.
Perasaan was-was, frustrasi, atau kelesuan dapat muncul
bersamaan dengan stres. Stres sebenarnya positif bagi kita, asalkan dalam porsi
sedang-sedang saja, karena bisa membangkitkan sistem kekebalan dan mengasah
otak. Sedangkan stres berat dapat menyebabkan kita rentan terkena penyakit.
Stres dapat memicu penyakit maag, darah tinggi, asma dan migren. Hasil
penelitian terbaru menunjukkan bahwa stres berat bisa memperburuk penyakit
degeneratif kronis, yaitu penyakit yang menyerang fungsi organ atau jaringan
tubuh seperti penyakit rematik.
Sementara stres yang tersembunyi akan lebih berbahaya bagi
kesehatan karena kita tidak menyadari adanya masalah. Stress sebenarnya dapat
membantu ingatan, terutama pada ingatan jangka pendek dan tidak terlalu
kompleks. Stress dapat menyebabkan peningkatan glukosa yang menuju otak, yang
memberikan energi lebih pada neuron. Hal ini, sebaliknya, meningkatkan
pembentukan dan pengembalian ingatan. Di sisi lain, jika stress terjadi secara
terus-menerus, dapat menghambat pengiriman glukosa dan mengganggu ingatan.
Gejala stres yang berkaitan dengan perilaku meliputi perubahan dalam tingkat
produktivitas, kemangkiran, dan perputaran karyawan, selain juga perubahan
dalam kebiasaan makan, pola merokok, konsumsi alkohol, bicara yang gagap, serta
kegelisahan dan ketidakteraturan waktu tidur.
1.2 Rumusan Masalah
Dalam makalah ini masalah yang akan dikaji adalah sebagai
berikut :
1.
Apakah stres itu ?
2. Apa
saja gejala yang mencirikan stres ?
3. Apa
saja faktor-faktor penyebab stres ?
4. Apa
saja dampak negatif dan positif stress bagi kesehatan tubuh ?
5.
Bagaimana strategi mengatur stres dalam psikologi kesehatan ?
6. Apa
saja tips menghilangkan stres ?
1.3 Tujuan
Tujuan penyusunan makalah ini meliputi beberapa aspek
berikut :
1.
Untuk mengetahui pengertian stres
2.
Untuk mengetahui gejala-gejala stres
3.
Untuk mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan timbulnya stress
4.
Untuk mengetahui dampak negatif dan positif stres bagi kesehatan tubuh
5.
Untuk mengetahui strategi untuk mengatur stres dalam psikologi kesehatan
6.
Untuk megetahui cara untuk menghilangkan stres
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Stres
Stres adalah suatu kondisi anda yang dinamis saat seorang individu dihadapkan pada peluang, tuntutan, atau sumber daya yang terkait dengan apa yang
dihasratkan oleh individu itu dan yang hasilnya dipandang
tidak pasti dan penting. Stress adalah beban rohani yang melebihi kemampuan
maksimum rohani itu sendiri, sehingga perbuatan kurang terkontrol secara sehat.
Stres tidak selalu buruk, walaupun biasanya dibahas dalam
konteks negatif, karena stres memiliki nilai positif ketika menjadi peluang
saat menawarkan potensi hasil. Sebagai contoh, banyak profesional
memandang tekanan
berupa beban kerja yang berat dan tenggat waktu yang mepet sebagai tantangan
positif yang menaikkan
mutu pekerjaan mereka dan kepuasan yang mereka dapatkan dari pekerjaan mereka.
Stres bisa positif dan bisa negatif. Para peneliti
berpendapat bahwa stres tantangan, atau stres yang menyertai tantangan di lingkungan
kerja, beroperasi sangat berbeda dari stres hambatan, atau stres yang
menghalangi dalam mencapai tujuan. Meskipun riset mengenai stres tantangan
dan stres hambatan baru tahap permulaan, bukti awal menunjukan bahwa stres tantangan memiliki banyak
implikasi yang lebih sedikit negatifnya dibanding stres hambatan.
2.2 Jenis-jenis Stres
Quick dan Quick (1984)
mengkategorikan jenis stres menjadi dua, yaitu:
1.
Eustress,
yaitu hasil dari respon terhadap stres yang
bersifat sehat, positif, dan konstruktif (bersifat membangun). Hal tersebut
termasuk kesejahteraan individu dan juga organisasi yang diasosiasikan dengan
pertumbuhan, fleksibilitas, kemampuan adaptasi, dan tingkat performance yang
tinggi.
2.
Distress,
yaitu
hasil dari respon terhadap stres yang bersifat tidak sehat, negatif, dan
destruktif (bersifat merusak). Hal tersebut termasuk konsekuensi individu dan
juga organisasi seperti penyakit kardiovaskular dan tingkat ketidakhadiran
(absenteeism) yang tinggi, yang diasosiasikan dengan keadaan sakit, penurunan,
dan kematian.
2.3 Gejala-Gejala Stres
Hardjana
(1994) mengemukakan bahwa terdapat kriteria-kriteria gejala-gejala stress,
antara lain :
1) Gejala fisikal:
Sakit
kepala, pusing, pening. tidur tidak teratur, insomania atau susah tidur, bangun
terlalu awal, sakit punggung, terutama bagian bawah ,mencret-mencret dan radang usus besar, sulit
buang air besar, sembelit. gatal – gatal pada kulit. urat-urat tegang terutama
leher dan bahu, keringat berlebih, terganggu pencernaan atau bisulan, tekanan
darah tinggi atau serangan jantung, berubah selera makan, lelah atau kehilangan
daya energy, bertambah banyak melakukan kekeliruan dan kesalahan dalam kerja
dan hidup.
2) Gejala Emosional
Gelisah
dan cemas, sedih, depresi, mudah
menangis, merasa jiwa dan hati atau mood berubah-ubah dengan cepat, mudah panas
dan marah, gugup, rasa harga diri menurun dan merasa tidak aman, rasa harga diri
menurun dan merasa tidak aman, marah-marah,
gampang menyerang orang dan bersikap
bermusuhan, emosi mengering
kehabisan sumber dayamental (burn
out).
3) Gejala Kognitf
Susah
berkonsentrasi dan memusatkan pikiran, sulit mengambil keputusan, mudah
terlupa, pikiran kacau, daya ingat menurun, melamun secara berlebihan, pikiran dipenuhi oleh satu pikiran saja, kehilangan
rasa humor yang sehat, produktifitas atau prestasi kerja menurun, mutu kerja
yang rendah.
4) Gejala
Interpersonal
Kehilangan
kepercayaan terhadap orang lain., mudah mempermasalahkan orang lain., mudah
membatalkan janji atau tidak memenuhi perjanjian, suka mencari – cari kesalahan
orang lain atau menyerang orang dengan kata-kata, mengambil sikap terlalu
membentengi dan mempertahankan diri, membiarkan orang lain.
2.4
Faktor-Faktor Penyebab Stress
Faktor-faktor yang menyebabkan
stress dapat di bagi menjadi dua faktor, yaitu faktor psikologis/ pribadi dan
faktor sosial/ lingkungan.
1.
Faktor pribadi
Stress terjadi dapat terjadi di
dalam pemikiran kita saja, jadi terkadang apa yang ada di pikiran kita dapat
membuat stress kita sendiri. Misalnya kita akan berkenalan dengan cewek, tapi
tiba-tiba saja ada kata-kata yang muncul dipikiran kita, "bagaimana kalo
cewek itu sudah punya cowok" atau "wajah gue kan jelek", atau
"gimana kalo nanti gue ditolak". Nah karena pemikiran-pemikiran
negatif kita sendiri itulah yang malah membuat kita menjadi stress sendiri.
Faktor pribadi yang menyebabkan
stress lainnya adalah kehilangan harta atau jabatan atau kematian. Banyak juga
bukan para calon-calon Bupati dan Gubernur yang stress karena mereka tidak
terpilih. Padahal mereka sudah melakukan apapun untuk menjadi terpilih. Selain
itu faktor kematian atau ditinggal pergi oleh orang yang sangat kita sayangi
juga bisa menyebabkan stress, misalnya bapak Habibie yang ditinggal pergi
Istrinya.
2.
Faktor Sosial
Banyak sekali faktor-faktor
sosial yang bisa menimbulkan stress. Misalnya aja di lingkungan pekerjaan,
beban kerja yang berat serta waktu yang mepet ditambah rekan kerja yang tidak
menyenangkan bisa membuat kita menjadi stress. Selain itu letak atau tempat
pekerjaan elo yang deket dengan bengkel servis motor misalnya yang setiap hari
harus mendengar suara-suara bising bisa juga menambah tingkat ke stress-an.
2.5 Dampak Negatif dan
Dampak Positif Stres Bagi Kesehatan Tubuh
Gangguan kesehatan akibat stres dapat meliputi penyakit
jantung, tekanan darah tinggi, kanker, sakit kepala, migren, radang usus besar,
maag, gangguan pernapasan, dan ketegangan otot. Gangguan tersebut mulai dari
gangguan kesehatan ringan sampai dengan gangguan kesehatan fatal. Stres juga
dapat dihubungkan dengan beberapa gangguan mental seperti rasa cemas atau
gelisah, sakit jiwa dan depresi. Gangguan mental lebih sulit untuk dideteksi
dan didiagnosa dibandingkan dengan gangguan fisik. Itulah sebabnya gangguan
mental akibat stres lebih berbahaya daripada gangguan fisik.
1. Dampak Negatif Stres
Stres secara langsung maupun tidak langsung dapat menyebabkan
gangguan kesehatan. Hal tersebut tergantung dari bagaimana tubuh kita bereaksi
terhadap stres dan seberapa baik kita menghadapi dan melindungi diri kita dari
stres tersebut.
a.
Depresi
b.
Obesitas
c.
Demensia
(kemerosotan daya ingat)
d.
Sering
infeksi
e.
Kanker
payudara
f.
Insomnia
g.
Penyakit
jantung
h.
Alergi
i.
Mengurangi
kesuburan
j.
Stroke
2. Dampak Positif Stres
Banyak gangguan yang berpotensi sangat fatal bagi kesehatan
akibat terjadinya stres. Walaupun demikian, stres juga mempunyai sisi positif. Direktur
medis dari Fibromyalgia and Fatigue
Centers, Jacob Teitelbaum, MD,
menyebutkan bahwa stres adalah hal yang sangat menyehatkan karena dapat
memberikan tenaga yang kamu butuhkan dalam menjalani hidup. Berikut ini dampak
positif stress :
- Meningkatkan daya ingat
- Mempercapat pemulihan pasca operasi
- Mencegah flu dan pilek
- Mendekatkan diri dengan seksama
- Melawan tumor
2.6 Strategi Mengatur Stres Dalam
Psikologi Kesehatan
Selain belajar untuk menghindari
penyebab stress, anda dapat pula menerimanya secara realistis. Mencoba berteman
dan belajar mengelola stress dengan benar amat membantu anda untuk hidup lebih
baik secara fisik dan emosional serta memberi kebahagian lahir dan batin.
Beberapa hal yang dapat Anda lakukan untuk mengatasi stress adalah tindakan
positif untuk menurunkan tingkat stress yaitu :
1. Relaksasi
Relaksasi atau berlatih untuk
mengatur cara pernafasan dapat dilakukan. Dengan kegiatanuntuk melemaskan otot
syaraf seperti meditasi, yoga, latihan pelemasan, pijat, sambilmendengarkan
iringan musik lembut dan tenang atau alunan ayat suci.
2. Berolahraga
Berolahraga
secara teratur membantu anda menurunkan stres dan meningkatkankepercayaan diri,
selain yang terpenting dapat meningkatkan kekebalan tubuh dan mencegahpenyakit.
Penambahan energi untuk beraktifitas, peningkatan kualitas tidur, daya
konsentrasi,rasa bahagia dan keyakinan diri serta penurunan risiko serangan
jantung adalah manfaatpenting olahraga. Olahraga ringan seperti berjalan-jalan
santai sambil menghirup udara segarselama 20-30 menit setiap hari akan efektif
untuk mengurangi stres.
3. Cerdas Mengatur Ambang Keinginan dan
Rencana
Tak pernah ada larangan untuk
bermimpi dan menginginkan sesuatu. Cita-cita danharapan bahkan dapat menjadi
daya hidup yang menganggumkan. Namun perlu diketahui seringkali stress muncul
akibat ketidakmampuan menerima kenyataan yang berbeda dengan keinginan atau
harapan.
Oleh karena itu, penting bagi kita untuk merencanakan dan
membatasi segala rencana yang dibuat dengan mempertimbangkan kemampuan
dan sumber daya atau peluang yang dimiliki hingga lebih siap dalam menghadapi
kenyataan nantinya. Menentukan prioritas apa yang terpenting dalam hidup anda,
membuat rencana realistis serta berlatih untuk berlapang dada menerima
kenyataan yang akan datang nantinya meski tak sesuai dengan keinginan anda
adalah cara cerdas berteman dan mengatur stres.
4. Menjadi pribadi
Sungkan dan perasaan hati yang tidak
enak untuk menolak atau mengatakan tidak kerap terjadi pada seseorang
Belajar menjadi orang yang asertif, yang mampu mengatakan No dan bukan Yes,
ketika ia memang ingin mengatakan No, memang sulit. Kita seringkali merasa
tidak dapat menolak permintaan dan akhirnya terpaksa menerima dan kemudian
merasa terperangkap dengan permintaan tersebut. Hal tersebut membuat kita
merasa marah dan tidak berdaya, lalu berujung pada timbulnya stress. Karena
itu, belajar untuk menolak permintaan (jika kita memang tidak sanggup memenuhinya),
menjadi sangat penting jikaanda peduli pada
kesehatan lahir batin anda.
5. Manajemen Waktu
Waktu yang selalu terasa sempit,
juga bisa menyebabkan stress. Oleh karena itumanajemen waktu menjadi penting.
Beberapa hal yang bisa anda lakukan untuk mengelola waktu dengan baik.
a.
Tentukan hasil akhir dan jadikan skala prioritas anda
b.
Buat daftar pekerjaan dan prioritaskan tugas dan pekerjaan yang utama
terlebih dahulu
c.
Buat perencanaan sebelum anda melakukan pekerjaan tersebut. Satu pekerjaan
yangdikerjakan selama satu jam yang telah direncanakan akan lebih efektif
daripada andamengerjakan pekerjaan selama 3-4 jam yang tidak anda rencanakan
terlebih dahulu.
d.
Kerjakan tugas anda sesuai dengan waktu dimana anda merasa produktif.
Misal, seseorangakan lebih baik melakukan pekerjaan pada pagi hari dibandingkan
sore hari. Batasi pulagangguan seperti adanya tamu serta bunyi telepon selama
waktu-waktu produktif anda.
e.
Belajarlah untuk mendelegasikan beberapa tugas andaf. Buat jadwal waktu
untuk beristirahat dan bersantai.
6. Positive Thinking
Yakinkan diri untuk tetap berpikir
positif. Selalu mengambil hikmah dari setiapkejadian
merupakan salah satu caranya. Karena apa yang seseorang pikirkan
akanberhubungan langsung pada perasaan atau suasana hatinya dan pada gilirannya
jugamempengaruhi kinerja dan produktifitasnya.
7. Mencari Dukungan Sekitar
Berbicara tentang suatu persoalan,
mengekspresikan perasaan pada saat merasakecewa. ataupun sekedar membicarakan
topik yang hangat, dapat membantu menenangkanhati.
Oleh karenanya, anda dapat menurunkan tingkat stress anda dengan berbicara padaseorang
pendengar yang baik yang akan membantu anda untuk berpikir realistis ataupunmengambil
sisi positif dari suatu peristiwa. Mulailah mencari seseorang yang dapat
menjadipendengar yang baik. Anggota keluarga, teman dekat, atau siapapun yang
membuat andanyaman untuk berbagi dan bisa dipercaya.
2.7 Tips
Menghilangkan Stres
Tarik
Nafas Panjang
Stress dapat membuat kita bernafas
pendek. Hal ini sebenarnya akan dapat meningkatkan stres itu sendiri. Cobalah
untuk bersantai sejenak dan bernafas lebih perlahan. Tarik nafas panjang dari
hidung dan keluarkan dari mulut.
Bicarakan
dengan orang lain
Ketika stress sebaiknya kita
ekspresikan perasaan kita. Semakin kita menyimpannya maka semakin tinggi stres
yang kita rasakan. Mungkin teman, anggota keluarga, atau guru dapat membantu
kita melihat masalah dari sisi lain. Berbicara dengan orang lain dapat
mencerahkan pikiran kita dan fokus pada pemecahan masalah. Meminta bantuan
ketika masalah muncul, akan menghindari berkembangnya masalah yang lebih
serius. Menulis pikiran dan perasaan dalam buku diari juga dapat memperjelas situasi
dan memberikan cara pandangan baru pada masalah kita.
Berlibur
"satu menit"
Ciptakan situasi yang tenang di
pikiran kita adalah hal yang baik untuk meringankan stres. Kita tidak
bisa selalu lari dari masalah, tapi kita boleh bermimpi. Pejamkan mata dan
bayangkan suatu tempat tenang yang dapat membuat kita merasa tenang dan santai.
Perhatikan
kenyamanan fisik
Kita perlu memastikan bahwa kita
memang nyaman dengan situasi sekeliling termasuk secara fisik. Menggunakan
pakaian yang nyaman adalah hal yang paling mudah dapat dilakukan.
Merawat
Tubuh
Makan - makanan sehat dan tidur
cukup akan memberikan energi pada pikiran dan tubuh kita. Jangan terlalu banyak
mengkonsumsi kafein ( kopi dan teh ) dan gula. Tubuh yang sehat akan lebih
mudah menangani stres.
Berolahraga
Berolahraga akan membantu
melancarkan peredaran darah dan juga bisa menjadi sarana untuk melupakan
sejenak masalah yang sedang kita hadapi. Aktivitas fisik dapat meringankan dan
mencegah stres. Coba olahraga yang memang kita sukai dan siapkan waktu teratur
untuk melakukannya. Berlari, jogging bahkan menari bisa dilakukan dimana saja.
Berkebun, bermain dengan anak kecil juga dapat menghilangkan stress.
Tertawa
Untuk mencegah dan meringankan stres,
kita perlu mempertahankan selera humor kita, termasuk bisa menertawai diri
sendiri. Kita bisa berbagi cerita lucu dengan teman - teman untuk menghibur
diri.
Atur waktu
Rencanakan lebih jauh dan buat
jadwal yang realistis untuk diri sendiri dan termasuk juga waktu untuk kegiatan
mengurangi stres. Jika kita ingin mengerjakan banyak hal dalam waktu yang sama
akan menjadi beban bagi diri kita sendiri. Sebaiknya buat daftar hal - hal yang
harus dikerjakan kemudian tandai satu persatu yang telah diselesaikan. Buat
prioritas yang paling penting untuk dikerjakan terlebih dahulu.
Ketahui
Batas diri
Ketika dihadapkan dengan situasi
yang menekan, terkadang kita perlu bertanya pada diri sendiri apakah ini memang
masalah kita atau tidak? Jika tidak, maka tinggalkanlah masalah itu, jangan
campuri urusan orang lain. Ada beberapa hal yang memang di luar kendali kita.
Jika menemukan hal ini terima saja dulu dan kemudian perlahan kita bisa
berusaha untuk menemukan waktu yang tepat untuk mengubahnya.
Menyadari
bahwa kita tidak perlu selalu benar
Ketika terjadi sesuatu hal yang
tidak sesuai dengan cara kita maka kita bisa bekerja sama atau berkompromi,
hindarkan konfrontasi. Dengan konfrontasi hanya akan meningkatkan ketegangan
dan semua orang menjadi nyaman.
Menangis
adalah hal yang wajar
Pada usia berapa pun adalah hal yang
normal untuk menangis. Menangis ketika stres dapat meringankan beban yang kita
rasakan, dan juga dapat mencegah sakit kepala atau konsekuensi fisik lainnya.
Harus diingat bahwa hendaknya bukan menangis yang berlebihan atau pada setiap
sesuatu yang dialami.
Cari hal
yang positif di sekitar kita
Jangan terpaku pada kelemahan kita.
Kumpulkanlah hal - hal yang positif dari diri kita dan berbahagialah dengan
kelebihan kita tersebut. (jangan terlalu bangga).
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Stres adalah suatu kondisi anda yang dinamis saat seorang individu
dihadapkan pada peluang,
tuntutan, atau sumber daya
yang terkait dengan apa yang dihasratkan oleh individu
itu dan yang hasilnya dipandang tidak pasti dan penting. Stress adalah beban
rohani yang melebihi kemampuan maksimum rohani itu sendiri, sehingga perbuatan
kurang terkontrol secara sehat.
Bahwasannya stress itu ada dan berasal dari
lingkungan, kondisi dirinya, serta pikiran. Penyebab
stress dianggap suatu hal yang biasa dimana didalamnya dapat merespon apa yang
terjadi pada hubungan stresor, dianggap positif karena adanya interaksi
individu dan lingkungan. Stress dapat mempengaruhi sifat dari stresor seperti
lingkungan baik secara fisik, psikososial maupun spiritual serta dapat
mempengaruhi status kesehatan seseorang.
Stress yang
dialami seseorang tidak mungkin secara langsung beberapa tahap akan muncul
dalam diri seesorang tersebut, apabila stress tidak dapat ditanggulangi maka
akan berdampak lebih lanjut. Oleh, sebab itu terapkanlah sebuah manajemen agar
keadaan seesorang tersebut masih bisa terkontrol.
3.2 Saran
- Jangan terlalu menganggap hal- hal sepele menjadi hal- hal yang berat, karena akan menambah beban pikiran bagi kita.
- Jagalah kesehatan dengan rajin berolahraga agar tubuh tetap sehat dan bugar
- Apabila anda merasa stress, hindari aktivitas yang dapat menyebabkan kejenuhan dalam berfikir, dan sebaiknya anda harus melakukan liburan bersama orang- orang terdekat anda
- Hindari mengkonsumsi obat- obatan yang dapat mempengaruhi system kerja saraf otak yang akan menimbulkan stress.
- Anda harus memiliki dukungan yang bagus terhadap karir atau pekerjaan anda.
DAFTAR PUSTAKA
“5 Efek
Positif Stres Bagi Kesehatan.” http://ciricara.com/2012/07/01/5-efek-positif-stres-bagi-kesehatan/
(Akses 26 Mei 2013)
Destianti, Dena. “Strategi Mengatur Stres Dalam Psikologi Kesehatan.” http://stikesdena.blogspot.com/2012/10/strategi-mengatur-stres-dalam-psikologi.html
(Akses 26 Mei 2013)
Hendrata, Henricus E. A. “Faktor-Faktor Penyebab Stres dan Tips
Mengatasinya.” http://www.icoez.com/2013/04/faktor-faktor-penyebab-stress-dan-tips.html
(Akses 26 Mei 2013)
Hibel, Diaz. “Dampak Negatif Stres.” http://diazhibel.wordpress.com/2010/11/11/dampak-negatif-stress/
(Akses 26 Mei 2013)
“Mengenal
Dampak Positif dan Negatif Stres.” http://suksesitubebas.com/2013/02/18/mengenal-dampak-positif-dan-negatif-stres/
(Akses 26 Mei 2013)
Nuraziz, Falah K. “12 Cara Menghilangkan Stres.” http://falah-kharisma.blogspot.com/2013/03/12-cara-menghilangkan-stress.html
(Akses 26 Mei 2013)
Yusinta, Annas. “Makalah Stres.” http://annazyusinta.blogspot.com/2011/03/makalah-stress.html
(Akses 24 Mei 2013)